Blog

Get informed about our latest news and events

RINGKASAN TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN KOPI [BAGIAN III]

RINGKASAN

TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN KOPI

[BAGIAN III]

 

OPT TANAMAN KOPI

Organisme Pengganggu Tanaman [OPT] adalah semua organisme yang dapat merusak, menganggu pertumbuhan dan kematian tanaman. OPT utama pada tanaman kopi digolongkan menjadi 2 yaitu hama dan penyakit. Hama adalah kerusakan tananam dan buah kopi yang disebabkan oleh binatang kecil [serangga dan ulat]. Sedangkan, penyakit adalah kerusakan yang ditimbulkan oleh mikro-organisme [jamur, parasit]. Sistematika pembahasan hama dan penyakit kopi disajikan pada Gambar 30 berikut,

Gambar 30. Sistematika pembahasan hama dan penyakit tanaman kopi.

PENGGEREK BUAH KOPI [PBKo]

Biologi

Penyebab hama ini adalah serangga penggerek buah kopi [Hypothenemus hampei]. Siklus hidup PBKo [dari telur sampai dewasa] berkisar antara 24 sampai 45 hari. Seangga betina dapat bertahan hidup sampai 190 hari, sedangkan yang jantan  hanya mampu hidup maksimum  40  hari [Gambar 31].

Gambar 31. Siklus hidup serangga PBKo.

Sebagian besar serangga betina setelah kawin akan keluar dari buah untuk mencari sasaran baru sebagai tempat peletakan telur. Tanpa pengendalian,  seekor  serangga betina dapat menghasilkan 100.000 turunan dalam  waktu 1 tahun. Serangga BPKo dapat bertahan hidup pada buah kopi kering  baik yang masih menempel pada pohon maupun telah jatuh ke tanah sambil memakan biji kopi [Gambar 32].

Gambar 32. Kerusakan biji kopi akibat serangan PBKo .

Gejala Serangan

Hama PBKo menyerang semua jenis kopi [arabika, robusta, dan liberika]. Serangga betina mulai menyerang 8 minggu setelah pembungaan atau saat buah kopi masih muda. Mengakibatkan  gugur buah muda yang berdampak pada kehilangan hasil panen secara kuantitas maupun kualitas. Buah kopi muda yang terserang PBKo mengalami gejala, antara lain ukuran buah tidak berkembang, warna buah berubah menjadi kuning-kemerahan, terdapat lubang diujung buah dan akhirnya rontok. Serangga menjadikan daging biji kopi sebagai makanan untuk berkembang biak. Meninggalkan jejak berwujud lubang. Biji kopi berlubang  termasuk biji cacat yang serius. Selain kehilangan produksi, kualitas fisik dan cita rasa biji kopi juga menurun .

Pengendalian

  1. Kultur teknis: menerapkan GAP untuk memutus daur hidup PBKo yang meliputi,
  • Petik bubuk: memetik semua buah masak pada awal panen [30 hari menjelang panen besar]
  • Lelesan: memungut semua buah kopi yang jatuh di tanah
  • Racutan: memetik semua buah yang ada di pohon pada akhir panen.
  • Pengendalian gulma setelah panen untuk mengumpulkan buah kopi di tanah.
  • Pembenaman semua buah hasil petik bubuk, lelesan dan racutan ke dalam tanah.
  • Pemupukan secara berkala sesuai dosis untuk merangsang pembungaan serentak.
  • Pemangkasan tanaman kopi dan penaungnya untuk mengurangi kelembaban dan suhu di sekitar tanaman.
  1. Biologi
    • Memanfaatkan parasitoid “cephalonomia stephanoderis” dan jamur patogen “Beauveria bassiana”.
    • Menanam varietas yang buahnya bisa matang serentak.
    • Menggunakan senyawa perangkap serangga jenis Hipotan.
  2. Pengendalian secara fisik: memasang alat perangkap PBKo sederhana terbuat dari botol air mineral. Dinding botol dibuat jendela untuk jalan masuk serangga betina masuk ke botol. Etanol, senyawa penarik hama dimasukkan ke botol. Kumbang betina tertarik aroma alkohol dan terperangkap dalam dasar botol [Gambar 33].

Gambar 33. Alat perangkap serangga PBKo.

  1. Insektisida nabati: larutan mimba, akar tuba, tembakau dan babadotan mampu mengusir serangga betina. Salah satu dari bahan tersebut sebanyak 50 – 100 gram dihaluskan dan direndam dalam 1 liter air selama 48 jam. Larutan yang terbentuk diencerkan 10 kali dan ditambah sedikit deterjen dan kemudian disemprotkan pada dompolan buah kopi.

PENGGEREK BATANG MERAH

Biologi

Penggerek batang [Zeuzera coffeae] memiliki empat tahap siklus hidup: telur, ulat, pupa dan ngengat. Telur memiliki dimensi panjang 1 mm, lebar 0,5 mm dan berwarna kuning kemerahan. Telur diletakkan oleh ngengat di celah permukaan kulit pohon kopi. Satu ekor nengat mampu menghasilkan telur sebanyak 500 – 1.000 butir dalam waktu 1 – 2 minggu. Telur menetas setelah 10 hari, menjadi ulat berwarna merah dengan panjang 3 – 5 cm. Ulat ini mampu merusak bagian batang pohon kopi berdiameter 3 cm dan melubangi kulit kayu hingga ke bagian kambium. Ulat aktif menggerek sampai ke bagian “xylem” dan membuat saluran gerekan melingkar ke seluruh batang. Rata-rata panjang gerekan adalah 40 – 50 cm dengan diameter 1 – 1,5 cm. Setelah 5 – 6 bulan, ulat berubah jadi pupa. Ngengat berikutnya akan keluar dari pupa setelah 3 – 4 minggu. Daur hidup sempurna serangga penggerek batang kopi berlangsung selama 5 – 6 bulan [Gambar 34].

Gambar 34. Siklus hidup hama penggerek batang kopi.

Gejala Serangan

Penggerek batang merusak bagian “xylem” batang. Bagian ini merupakan saluran unsur hara dan air dari tanah ke seluruh organ tanaman. Berdampak pada daun tanaman menjadi layu, kering dan rontok. Pada akhirnya tanaman kopi mati. Batang kopi mudah patah karena bagian dalamnya keropos digerek ulat [Gambar 35].

 

Gambar 35. Patahan batang kopi akibat dalamnya keropos.

 Pengendalian

  1. Kultur teknis: pemeliharaan tanaman kopi sesuai GAP [Good Agricultural Practices] untuk menjaga kesehatan tanaman.
  2. Mekanik: memotong dan mengubur bagian tanaman yang terserang hama.
  3. Fisik: memasang alat perangkap ngengat dengan cahaya lampu
  4. Insektisida nabati berbahan aktif alpha-eleostearic acid lewat aplikasi suntik batang.
  5. Insektisida kimia [alternatif terakhir] dengan memilih jenis, dosis dan waktu yang tepat. 

PENGGEREK CABANG DAN RANTING

Biologi

Kumbang penggerek cabang dan ranting kopi disebut “Xylosandrus compactus”. Kumbang ini bermetamorfosa secara sempurna, yaitu telur–larva–pupa–kumbang. Telur berbentuk oval, berwarna putih transparan dan berukuran kecil 0,3 x 0,5 mm. Kepala larva berbentuk kapsul berwarna coklat dan  berbentuk bulat  telur. Pupa berwarna krem bertipe eksarata [tidak memiliki kokon] dengan ukuran panjang sebanding dengan  imago [Gambar 36].

Gambar 36. Serangan penggerek batang kopi.

Kumbang jantan tidak bisa terbang. Sebaliknya, kumbang betina aktif terbang keluar-masuk lubang untuk mencari jamur Ambrosia sp sebagai makanan. Setelah dinding lubang tertutup jamur, kumbang betina akan kawin dan menghasilkan telur sebanyak 30 – 50 butir. Telur menetas pada 5 hari kemudian menjadi ulat. Metamorfosis sempurna hama ini mulai dari telur, larva, pupa dan kumbang akan terjadi di dalam ranting.

Gejala Serangan

Aktivitas larva menyebabkan pembuluh ranting rusak. Dampaknya, transportasi nutrisi dan air dari tanah terangganggu. Ditandai ujung ranting menjadi layu dan daun menguning. Serangan berat  menyebabkan sebagian besar ranting layu dan akhirnya mati. Serangan ini terjadi pada bibit maupun tananam produktif [Gambar 37].

Gambar 37. Layu daun gejala serangan hama penggerek ranting kopi.

Pengendalian

  1. Kultur Teknis: pemeliharaan tanaman sesuai GAP [Good Agricultural Practices] untuk menjaga kesehatan tanaman kopi
  1. Mekanik: memotong dan mengubur bagian tanaman yang terserang hama penggerek.
  2. Insektisida nabati berbahan aktif alpha-eleostearic acid lewat aplikasi suntik batang.
  3. Insektisida kimia [alternatif terakhir] dengan jenis, dosis dan waktu yang tepat.

KUTU HIJAU

Biologi

Kutu hijau berbentuk oval agak cembung. Serangga dewasa memiliki panjang sekitar 3 mm.  Siklus hidup dimulai dari telur sampai menjadi serangga dewasa memerlukan waktu 20 – 44 hari. Inang hama ini adalah tanaman tanaman glirisida dan jeruk. Serangan masif hama ini terjadi di musim kemarau. Kelembaban udara relative yang rendah [<70 %] menjadi pemicu perkembahan hama ini lebih cepat. Tingkat serangannnya menurun pada musim hujan. Kutu hijau menyerang tanaman kopi pada bagian bunga, buah, pucuk tanaman, daun dan cabang muda [Gambar 38].

Gambar 38. Serangan kutu hijau pada tanaman kopi.

Telur berwarna hijau muda bersembunyi  di balik badan kutu betina sampai telur menetas. Nimfa berbentuk oval, berwarna hijau-kekuningan dan panjang kurang dari 1 mm. Kutu dewasa mampu memproduksi telur 50 – 600 butir. Reproduksi berlangsung dari telur yang tidak dibuahi [parthenogenesis] dan mampu menghasilkan keturunan hingga 200 ekor.

Gejala Serangan

Kutu hijau mengisap cairan daun hijau dan menyebabkan daun menguning, layu dan mengering. Kutu ini menggerombol dan tinggal di balik permukaan  daun dan pada tulang daun [Gambar 9, foto paling kiri]. Kutu hijau mengeluarkan cairan yaitu embun madu yang sangat disukai semut dan merupakan media yang baik bagi pertumbuhan jamur jelaga. Keberadaan lapisan jamur pada daun akan mengurangi efektivitas fotosintesis secara drastis [Gambar 39].

Gambar 39. Infeksi jamur jelaga pada daun dan buah kopi.

Pengendalian

  1. Kultur Teknis: penerapan GAP terutama pada aspek pemangkasan tanaman kopi dan penaunnya.
  2. Aplikasi insektisida nabati: penyemprotan air rendaman tembakau pada tempat yang terkena serangan. Konsentrasi air rendaman adalah 1 kg tembakau per 2 liter air dan diencerkan menjadi 10 kalinya.
  3. Pemanfaatan musuh alami [predator]: jamur patogen Lecanicillium dapat mematikan kutu hijau hingga 90 %..

WERENG

Biologi

Hama ini disebabkan oleh serangga jenis “Sanurus indecora Jacobi”. Telur berwarna putih dan diletakkan oleh serangga berderet dan memanjang 2 − 6 baris di permukaan bawah daun, tulang daun, tunas lunak dan tangkai daun. Nimfa berwarna krem, tertutup oleh zat lilin berwarna putih danbersifat lengket [Gambar 40].

Gambar 40. Nimfa [kiri] dan imago [kanan] di permukaan ranting pohon kopi.

Imago memiliki sayap berwarna jingga. Saat istirahat, sayap dilipat mirip tenda. Ketika terbang, rentangan sayapnya mencapai 30 – 35 mm. Pada musim hujan, siklus hidup hama wereng sangat lambat. Tingkat serangannya menurun dibandingkan pada musim kemarau.

Gejala Serangan

Wereng melapisi daun, cabang dan batang tanaman dengan lapisan lilin tebal menyerupai kapas. Nimfa dan imago menusuk dan mengisap nutrisi tanaman. Tunas mengalami malformasi, rontok atau mati. Kerusakan tanaman semakin memburuk jika lapisan lilin ditumbuhi embun jelaga. Dampaknya, laju fotosintesis menurun. Penampakan keseluruhan pohon terlihat kotor dan hitam. Embun jelaga merupakan bentuk asosiasi antara jamur dan wereng [Gambar 41].

Gambar 41. [A] Nimfa pada daun, [B] batang dan cabang dan C. imago pada batang.

Pengendalian

  1. Mekanik: penyemprotan air bertekanan tinggi untuk mematikan nimfa dan membersihkan embun jelag
  2. Kultur teknis: menanam pohon perangkap yang disukai wereng.
  3. Insektisida nabati: pembersihan lapisan lilin.
  4. Biologis: penyemprotan jamur patogen.
  5. Kimiawi: insektisida sintetis secara terkendali dana terbatas dari aspek jenis, dosis dan waktu.

[BERSAMBUNG KE BAGIAN IV]

Leave a Reply

Your email address will not be published.

× WhatsApp