RINGKASAN
TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN KOPI
[BAGIAN II]
PENYIAPAN LAHAN
Tipe Iklim
Kopi arabika membutuhkan curah hujan antara 1.250–2.500 mm/tahun dengan bulan kering [< 60 mm/bulan] sekitar 3 bulan/tahun. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, kopi arabika cocok pada wilayah tipe iklim A dan B [Tabel 4].
Tabel 4. Klasifikasi Iklim Schmidt dan Ferguson
Ketinggian
Ketinggian tempat tanaman arabika bervariasi antara 1.000–2.000 m dpl. Kisaran suhu udara pada kisaran 15 – 25 ºC.
Karakteristik Tanah
Kriteria lahan,
- kemiringan tanah kurang dari 30 %,
- kedalaman tanah efektif lebih dari 100 cm,
- tekstur tanah berlempung [loamy] dengan struktur tanah lapisan atas remah,
- kadar bahan organik di atas 3,5 % atau kadar karbon [C] lebih dari 2 %,
- nisbah C dan nitrogen N antara 10 — 12,
- kapasitas tukar kation [KTK] di atas 15 me/100 g,
- kejenuhan basa [KB] di atas 35 %,
- kemasaman [pH] tanah 5,5 — 6,5 dan
- kadar unsur hara N, posfor [P], kalium [K], kalsium [Ca] serta magnesium [Mg] cukup sampai tinggi.
Kesesuaian Lahan
Kesesuaian lahan penanaman kopi tercantum pada Tabel 5. S1 adalah lahan sangat sesuai budidaya kopi. S2 hanya memiliki klas sesuai.
Tabel 5. Kesuaian lahan kopi arabika dan robusta.
Pembukaan Lahan
Meliputi penyiangan tanaman perdu dan gulma serta sisa perakaran tebangan pohon. Dilakukan tanpa pembakaran dan penggunaan herbisida. Lahan dilengkapi jalan dan saluran drainase [Gambar 14].
Gambar 14. Penyiapan lahan kopi.
Pengendalian Erosi
Erosi intensif terjadi pada lahan miring terutama saat tanaman masih muda. Tingkat erosi semakin berkurang setelah tanaman menginjak dewasa. Cucuran air hujan ke permukaan tanah akan tertahan oleh tajuk tanaman. Pada lahan miring, erosi diatasi dengan pembuatan teras [Gambar 15].
Gambar 15. Teras bangku pada lahan miring.
PENANAMAN
Jarak Tanam
Jarak tanam bervariasi tergantung pada postur tanaman kopi [pendek, medium dan tinggi] seperti disajikan pada Tabel 6 berikut,
Tabel 6. Jarak tanam berbagai varietas kopi arabika.
Lubang Tanam
Titik lokasi lubang tanam di lahan kebun ditentukan untuk menjamin keteraturan barisan tanaman, menghindari kompetisi hara antar tanaman, memperoleh penyinaran seragam dan mempermudah perawatan tanaman.
Lubang tanam mulai disiapkan 6 bulan sebelum masa tanam. Ukuran lubang tanam adalah 60 x 60 cm dan kedalaman 60 cm. Tanah galian lapisan atas dipisahkan dari tanah lapisan bawah. Dasar lubang ditaburi pupuk organik [Gambar 16].
Gambar 16. Pembuatan lubang tanam.
Penanaman Penaung Sementara
Penaung ini berfungsi untuk melindungi tanaman kopi muda dari paparan sinar matahari secara langsung. Pada lahan ketinggian >700 mdpl digunakan penaung jenis Tephrosia dan ditanam minimal 1 tahun sebelum bibit kopi ditanam di lahan [Gambar 17].
Gambar 17. Penaung sementara jenis Tephrosia.
Penanaman Bibit
Bibit siap tanam memiliki 6 – 8 pasang daun dan ditanam pada awal musim hujan. Bibit dikeluarkan dari dari bagian bawah polibag yang telah terpotong. Akar tunggang yang terlalu panjang dipotong. Polibag dimiringkan perlahan sambil, plastik ditarik keluar. Pada posisi tegak, tanaman diurug dengan tanah dan dipadatkan untuk menstabilkan tegakan bibit [Gambar 18].
Gambar 18. Penaman bibit kopi dalam lubang tanam.
Penanaman Penaung Tetap
Tanaman ini berfungsi untuk menaungi tanaman kopi selama masa produktif. Jenis tanaman penaung tetap adalah lamtoro, gamal, dadap dan sengon [Gambar 19].
Gambar 19. Tanaman kopi dengan penaung tetap lamtoro.
Tanpa penaung, suhu di sekitar tanaman meningkat akibat paparan sinar matahari langsung. Keberadaan pohon penaung akan mengurangi intensitas paparan sinar matahari dan menurunkan suhu udara di sekitar pohon. Tanaman penaung juga berperan sebagai sumber bahan organik, penahan angin dan erosi.
Pembuatan Rorak
Rorak adalah galian tanah dekat pohon kopi bertujuan untuk memperlambat laju aliran air hujan di permukaan tanah dan menampung serasah daun sebagai sumber hara bagi tanaman. Rorak dibuat saat tanaman sudah produktif. Ukuran rorak di lahan datar adalah panjang 75 – 100 cm, lebar 30 – 40 cm dan kedalaman 30 – 40 cm [Gambar 20].
Gambar 20. Pembuatan lubang rorak.
PEMUPUKAN
Sumber Unsur Hara
Pupuk merupakan unsur hara [nutrisi] untuk menjaga pertumbuhan, kesehatan dan produktivitas tanaman kopi. Nutrisi tanaman kopi diperoleh dari 3 sumber, yaitu bahan organik alam [kompos], bahan anorganik alam [TSP, SP-36, dolomit dan kleserit] dan bahan hasil proses kimia [Urea, ZA] Ketiganya mengandung unsur hara dalam bentuk unsur,
- Makro: N, P dan K. Nitrogen [N] bermanfaat untuk pembentukan klorofil dan penyerapan air. Unsur P berperan untuk proses foto sintesis, respirasi, penyimpanan energi dan pembelahan sel. Unsur Kalium berfungsi pada proses fotosintesis dan sintesa protein.
- Medium: S, Mg, Ca diperlukan dalam jumlah sedang. Sulfur berperan untuk meningkatkan aktivitas enzim dan pembentukan klorofil. Unsur Kalsium [Ca] merangsang pertumbuhan akar dan daun. Magnesium [Mg], merupakan elemen pusat klorofil yang sangat berperan dalam proses fotosintesis.
- Mikro: boron, mangan, besi, tembaga, klorin dan molibdenum. Dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil, tetapi sangat penting untuk pertumbuhan tanaman.
Kekurangan unsur hara akan berakibat kurang baik bagi tanaman yang secara fisik muncul pada permukaan daun [Gambar 21].
Gambar 21. Gejala kekurangan mineral pada daun kopi.
Aplikasi Pupuk
Kompos
Cara pengomposan biomassa yang ada di kebun kopi dapat dilihat di situs ini,
Dosis pemupukan ditentukan atas dasar jenis, jumlah dan jadwal. Diutamakan menggunakan jenis pupuk organik [kompos], dengan dosis 10 – 20 kg/pohon/tahun dan jadwal 2 kali setahun di awal dan akhir hujan. Kompos dibenamkan dalam gundukan tanah sekitar pokok batang [Gambar 22].
Gambar 22. Pemberian pupuk kompos pada tanaman kopi.
Pupuk ini berdampak positif pada peningkatan kadar unsur karbon [C] dalam tanah, menjaga kelembaban tanah, mengaktifkan mikroba, menggemburkan tanah dan merangsang pertumbuhan akar. Pupuk organik mutlak diperlukan pada tanah yang kadar karbon kurang dari 3,5%.
Pupuk Kimia dan Anorganik
Pupuk jenis ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu kandungan hara bisa diatur sesuai kebutuhan tanaman dan cepat diserap oleh akar tanaman dengan cepat. Dosis pupuk ini disajikan pada Tabel 7 berikut,
Tabel 7. Dosis dan aplikasi pupuk kimia dan anorganik.
Pupuk jenis ini diberikan 2 kali per tahun, pada awal dan akhir musim hujan. Pada daerah basah [curah hujan tinggi], frekuensi pemupukan sebaiknya dilakukan lebih dua kali untuk memperkecil risiko hilangnya pupuk karena pelindian [tercuci air]. Pupuk ditaburkan di alur piringan melingkar 75 cm dari batang pokok dan kedalaman 2 – 5 cm [Gambar 23].
Gambar 23. Cara pemberian pupuk kimia dan anorganik.
PEMANGKASAN POHON KOPI
Tanaman kopi perlu dipangkas secara teratur dan perodik untuk menjaga kesehatan dan produktivitas tanaman. Pemangkasan adalah tindakan pemotongan bagian tanaman tidak produktif, seperti cabang tua, kering dan terserang hama/penyakit. Jenis pangkasan tanaman kopi disajikan pada Gambar 24 berikut,
Gambar 24. Skematik jenis pangkasan pada tanaman kopi.
Pangkasan bentuk bertujuan untuk membangun kerangka yang ideal [tidak terlalu tinggi], kuat dan seimbang. Cabang sekunder yang terkulai ke tanah, cabang tidak produktif dan cabang sekunder terdekatnya dipotong. Batang ortotrop dipangkas runcing untuk menjaga ketinggian maksimum 180 cm. Sesudah dipangkas, cabang primer akan teratur. Aliran udara di sekitar pohon menjadi lancar .
Pemangkasan Bentuk Batang Tunggal
Diberlakukan pada tanaman menghasilkan umur 1 tahun atau yang memiliki ketinggian 1 m. Tiga cabang primer disunat pada ketinggian 80 – 100 cm sebagai unit Etape-I. Tunas yang tumbuh pada Etape ini dipotong secara selektif. Dengan cara yang sama, disusul pembentukan Etape-II pada ketinggian 120 – 140 cm. Setelah Etape-II terbentuk, dibuat Etape-III pada ketinggian 160 – 170 cm. Jika ketiga Etape sudah tumbuh, terlihat profil pangkasan tampak atas seperti simbol mobil merek Mercedes Benz [Merci].
Pangkasan Lewat Panen
Bertujuan mempertahankan keseimbangan kerangka tanaman seperti yang sudah diperoleh dari pangkasan bentuk sebelumnya. Cabang tidak produktif yang dibuang meliputi, cabang tua yang telah berbuah 2–3 kali, cabang balik, cabang liar, cabang kering, cabang yang terserang hama dan penyakit, serta tunas air [Gambar 25].
Gambar 25. Pangkasan cabang setelah panen.
PEMANGKASAN PENAUNG
Penaung Sementara
Pada awal musim hujan, penaung sementara dikurangi agar tidak terlalu rimbun. Hasil rempesan dimasukkan rorak. Tanaman Moghania didongkel setelah tanaman kopi berumur 4 tahun saat pohon kopi mulai menghasilkan. Sedangkan, tanaman Tephrosia akan mati sendiri setelah berumur dua tahun.
Penaung Tetap
Percabangan paling bawah pohon penaung tetap dijaga 1 – 2 m di atas tajuk tanaman kopi. Penaung tetap perlu dijarangkan secara sistematis saat sudah mengganggu tajuk pohon kopi. Populasi pohon penaung dipertahankan 400 – 600 pohon per hektar. Pada awal musim hujan, penaung lamtoro dipangkas pada ketinggian 3 m. Selama musim hujan, cabang dan ranting lamtoro dirempes untuk merangsang pembentukan pembungaan kopi [Gambar 26].
Gambar 26. Pemangkasan tanaman penaung tetap
INTENSIFIKASI LAHAN
Tumpangsari Tanaman Semusim
Tumpang sari adalah pemanfatan lahan kosong di sela deretan pohon kopi untuk ditanami tanaman semusim jenis hortikultura [tomat dan cabe], palawija [jagung], tanaman herbal [jahe], kacang-kacangan dan umbi-umbian. Tanaman tumpang sari ditanam saat tanaman kopi belum menghasikan. Tumpang sari kopi dan jahe bisa menghasilkan pendapatan ganda baik dari buah kopi dan rimpang jahe [Gambar 27].
Gambar 27. Tumpangsari tanaman kopi dengan jahe.
Tumpangsari Tanaman Tahunan
Pohon penaung produktif ditanam dengan jarak 10 m x 10 m tergantung ukuran besarnya tajuk tanaman. Jenis pohon penaung produktif adalah macadamia, jeruk, petai, jengkol, pisang, avokat, jeruk dan kelapa. Jeruk keprok ditanam dengan jarak 6 m x 6 m atau 8 m x 8 m. Selain biji kopi, petani bisa memperoleh tambahan pendapatan dari penjualan buah jeruk [Gambar 28].
Gambar 28. Tumpangsari tanaman kopi dengan jeruk
Integrasi dengan Ternak
Jenis ternak yang dapat diintegrasikan dii kebun kopi antara lain kambing, domba, sapi, dan lebah. Ternak dipelihara secara intensif di dalam kandang. Pakan ternak berasal dari pangkasan pohon penaung dan kulit buah kopi. Sedangkan, kotorannya dimanfaatkan untuk campuran pembuatan kompos [Gambar 29].
Gambar 29. Integrasi ternak kambing dalam kebun kopi.
[BERSAMBUNG KE BAGIAN III]