RINGKASAN
TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN KOPI
[BAGIAN I]
Artikel ini membahas secara ringkas tentang budidaya kopi yang mencakup penyiapan lahan dan perbanyakan bahan tanam. Sistematika penulisan disajikan seperti pada Gambar 1 berikut,
Gambar 1. Lingkup kegiatan budidaya kopi.
PENYIAPAN BAHAN TANAM UNGGUL
Perbanyakan tanaman kopi dapat dilakukan secara generatif [asal biji], vegetatif [entres] dan kombinasi keduanya [stek, sambung]. Perbedaan ketiganya disajikan pada Tabel 1 berikut,
Tabel 1. Perbedaan cara perbanyakan tanaman kopi.
Perbanyakan vegetatif menghasilkan pertumbuhan dan kualitas biji lebih seragam, memiliki sifat genetik sama dengan induknya, sistem perakaran kokoh dan produksi yang tinggi. Perbanyakan vegetatif memerlukan varietas benih anjuran dan kriteria mutu benih sesuai ketetapan oleh Menteri Pertanian nomor 27/Kpts/KB.020/05/2021 [Tabel 2 dan 3].
Tabel 2. Varietas kopi arabika anjuran.
Tabel 3. Standar mutu benih kopi.
Perbanyakan Generatif
Biji adalah unsur utama perbanyakan generatif dan berasal dari pohon kopi yang selama 3 musim berurutan mampu memproduksi buah di atas 5 kg per pohon per tahun. Kebutuhan biji dihitung atas dasar jarak tanam dikalikan faktor koreksi 1,5. Pada jarak tanam kopi di lahan 2,5 x 2,0 m,diperlukan biji per ha 2.000 x 1,5 = 3.000. Biji disemaikan pada bedengan datar di sekitar areal kebun, dekat sumber air dan bebas dari nematoda hama/penyakit. Pada 30 hari pertama, biji mulai berkecambah [fase serdadu] dan diikuti fase kepelan, ditandai munculnya sepasang daun [Gambar 2].
Gambar 2. Bedengan persemaian benih.
Bibit pada fase kepelan segera dipindah ke polibag yang disusun di bawah naungan paranet, dipupuk, disiram tiap hari dengan air bebas pestisida dan dijaga dari serangan hama/penyakit. Setelah umur 10 – 12 bulan, bibit kopi akan tumbuh dan memiliki beberapa pasang daun [Gambar 3].
Gambar 3. Pemindahan bibit kopi ke dalam polibag
Perbanyakan Vegetatif
Perbanyakan vegetatif membutuhkan entres yang berasal dari kebun bersertifikat yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perkebunan. Kebun entres mempunyai koleksi berbagai klon unggul [Gambar 4].
Gambar 4. Kebun entres bersertifikat.
Potensi produksi entres untuk setiap pohon adalah 20–40 ruas per panen. Produksi entres bisa ditingkatkan dengan teknik Agobiada [Gambar 5].
Gambar 5. Produksi entres lewat metode agobiada.
Batang berumur 3 – 5 bulan dirundukkan membentuk sudut 45º dan diikat dengan tali ke permukaan tanah. Beberapa tunas ortotrop akan tumbuh dalam waktu yang yang relatif cepat. Dipilih 3 – 4 tunas yang sehat dekat pangkal batang untuk tumbuh dan dijadikan entres. Sesudah berumur 5–6 bulan, entres telah memiliki 4 – 5 ruas. Entres dipotong pada pagi atau sore hari. Daun entres dikupir dua sisinya membentuk huruf V [Gambar 6].
Gambar 6. Perlakuan potongan entres.
Untuk pengiriman jarak jauh, entres dikemas secara dengan kulit batang pisang. Kemasan kulit batang pisang dapat mempertahankan daya hidup entres selama 3–4 hari Entres sebanyak 15 – 20 batang dibungkus dalam tautan kulit batang dan diikat erat dengan tali rafia. Pada dinding luar kulit pisang ditempeli label tertulis jenis klon dan asal kebun sumber entres [Gambar 7].
Gambar 7. Kemasan entres dalam kulit batang pisang
Penyetekan
Tanaman kopi hasil perbanyakan cara setek biasanya memiliki 2 – 3 akar. Bersifat seperti akar tunggang asal biji dan akar serabut lebih lebat. Akar yang demikian lebih toleran terhadap cekaman air. Setek diperbanyak dalam bedengan dengan ukuran lebar 1,25 m, lebar 1,25 m dan panjang 10 m. Media tanam adalah campuran tanah, pasir dan kompos dengan proporsi 1 : 1 : 1. Bedengan diisi media tanam setebal 20 – 25 cm dan diberi naungan. Didekatnya terdapat bak air untuk penyiraman [Gambar 8].
Gambar 8. [A] Bak air [B] Bedengan penyetekan.
Bahan setek berupa entres satu ruas dengan panjang 6 – 8 cm, berumur 5 – 6 bulan atau panjang 4 – 5 cm dan memiliki 2 helai daun. Pangkal entres dipotong miring lancip untuk memudahkan penamcapan ke dalam media tanam [Gambar 9].
Gambar 9. Penyiapan entres untuk penyetekan.
Bedengan setek ditutup atap plastik untuk menjaga kelembaban tinggi [90%] dan suhu udara sejuk [20ºC] dan fluktuasi suhu tidak lebih 5ºC [Gambar 10].
Gambar 10. Penutup bedengan berbentuk setengah parabol.
Bedengan disiram setiap 1 – 2 hari sekali. Aklimatisasi setek mulai dilakukan pada umur 2 – 3 bulan atau setelah akar setek sudah terbentuk cukup banyak. Setelah berumur 5 – 6 bulan, bibit dipindah ke polibag berlubang warna hitam berukuran 20 x 30 cm. Media tanam dalam polibag terdiri dari campuran tanah, pupuk kompos dan pasir sungai dengan proporsi 3 : 2 : 1. Perawatan setek dalam polibag meliputi penyiraman, pemupukan, pemotongan tunas dan pengendalian hama dan penyakit. Bibit asal setek sudah dapat ditanam di lahan kebun setelah memiliki 5 pasang daun dewasa atau sudah berumur 8 – 10 bulan.
Penyambungan Pucuk
Teknik ini adalah penggabungan 2 bibit unggul secara vegetatif antara batang bawah dan batang atas. Batang bawah dipilih dari klon kopi tahan nematoda parasit. Sedangkan, batang atas adalah klon yang memiliki produksitivitas tinggi dan bermutu biji baik. Batang bawah dapat ditanam di bedengan atau dalam polibag dengan jarak 20 cm x 25 cm. Dengan pisau sambung, ujung batang bawah dibelah secara simetris sedalam 3 cm [Gambar 11].
Gambar 11. Persiapan penyambungan batang bawah dan atas.
Ujung batang atas disayat dan disisipkan ke dalam belahan batang bawah. Sambungan kemudian diikat dengan plastik parafilm agar stabil. Ikatan ditutup plastik transparan berukuran 2 x 15 cm [Gambar 12].
Gambar 12. Pengikatan dan penyungkupan sambungan
Penutup plastik berperan untuk menjaga kelembapan sambungan. Setelah 4–6 minggu, batang atas mulai tumbuh tunas sepanjang 1 cm. Pada umur 2 – 3 bulan, beberapa tunas tumbuh di batang atas.. Dipilih satu yang paling sehat dan kekar untuk ditanam di lahan.
Penyambungan Pohon Dewasa [Top Ent]
Batang bawah tanaman dewasa untuk penyambungan berwujud tunas air yang tumbuh kuat dan sudah berumur 2 – 3 bulan [Gambar 13].
Gambar 13. Penyambungan kopi dewasa di kebun.
[BERSAMBUNG KE BAGIAN II]