Blog

Get informed about our latest news and events

CEMARAN BPA [Bis Phenol – A] DALAM MINUMAN KOPI

CEMARAN BPA [Bis Phenol – A]

DALAM MINUMAN KOPI

 Sri Mulato [cctcid.com]

PENDAHULUAN

Beberapa tahun lalu, penggemar kopi dihebohkan oleh keberadaan senyawa akrilamid yang bersifat toksik dalam seduhan kopi. Kini, dikejutkan lagi oleh adanya cemaran senyawa BPA yang juga bersifat toksik. Bedanya, senyawa akrilamid terbentuk dari internal biji kopi selama penyangraian. Sebaliknnya, cemaran senyawa BPA muncul dari sumber eksternal. Cemaran ini terbawa oleh air penyeduh AMDK [Air Minum Dalam Kemasan]. Kemasan botol atau galon terbuat dari plastik polikarbonat. Molekul BPA lepas dari dinding kemasan dan bermigrasi ke dalam air. Salah satu pengguna AMDK adalah Kafe/Kedai kopi dan industri kopi siap minum [RTD]. Produksi AMDK saat ini menyentuh angka 35 miliar liter per tahun. Dijual  dalam berbagai volume botol 300 ml sampai 20 liter [1 galon]. Volume produksi RTD saat ini mencapai 234 juta liter per tahun. Dijajakan dalam kemasan 250 ml botol plastik atau kemasan kaleng aluminium [can]. Pada kemasan botol plastik biasanya tertera logo segitiga bernomor. Misal, logo segitiga nomor 7 menunjukkan bahwa kemasan itu terbuat dari plastik polikarbonat. Plastik ini dibuat dari monomer BPA [Bisphenol-A] dengan rumus kimia [CH₃]₂C[C₆H₄OH]₂. Dalam kondisi tertentu [suhu, pH dan lama simpan], molekul BPA akan bermigrasi dari dinding kemasan menuju cairan penyeduh kopi. Senyawa BPA berpotensi mengganggu fungsi endokren dan sistem hormonal dalam tubuh. Memicu penurunan fungsi jantung, ginjal dan kesehatan mental. Banyak negara telah membatasi penggunaan kemasan ma-min yang mengandung BPA.

FAKTA TENTANG BPA

Senyawa BPA pertama kali diperkenalkan oleh ahli kimia Rusia Aleksander Dianin pada tahun 1891. Disintesis secara laboratorium pada tahun 1905 oleh Theodor Zincke dari Universitas Marburg, Jerman. Pada tahun 1953, ahli kimia Dr. Hermann Schnell memproduksi polikarbonat secara komersil. BPA merupakan hasil reaksi polimerisasi monomer BPA dan COCl2 [posgen] dengan bantuan katalisator HCl [Gambar 1].

Gambar 1. Polimerisasi polikarbonat dan migrasi BPA ke dalam minuman.

Sekitar 90 % polimer BPA digunakan sebagai bahan baku plastik polikarbonat dan resin epoksi. Secara global, produksi polikarbonat pada tahun 2022 mencapai 10 juta ton. Salah satu pengguna polikarbonat adalah pabrik kemasan galon AMDK. Sedangkan, resin epoksi dipakai sebagai bahan pelapis [film] dinding  dalam kemasan non-plastik [logam, kertas dll]. Beberapa tahun belakangan muncul kekhawatiran bahwa molekul BPA bermigrasi dari dinding kemasan ke dalam air. Ini berlangsung saat AMDK distribusikan ke konsumen. Cemaran BPA berpotensi mengganggu fungsi endokren dan sistem hormonal dalam tubuh. Pada tahun 2018, Uni Eropa menetapkan batas cemaran BPA dalam minuman tidak lebih dari 0,5 ppm. Menyusul kemudian pada tahun 2019, BPOM  menetapkan syarat batas cemaran BPA pada kemasan polikarbonat adalah 0,6 ppm.

KODE KEMASAN PLASTIK

Untuk mencegah cemaran bahan kimia berbahaya lewat kemasan ma-min, konsumen disarankan untuk membaca kode penggunaan kemasan. Di dinding samping kemasan tertera logo segitiga bernomor 1 – 7. Angka ini menjelaskan jenis bahan baku yang dipakai untuk memproduksi kemasan plastik [Gambar 2].

Gambar 2. Logo kemasan plastik.

Δ1, kemasan plastik PET atau PETE [Poly Ethylene Terephthalate].

Kemasan botol plastik ini terbuat dari bahan Polyethylene Terephthalate. Bersifat transparan,  tidak mudah rusak [pecah] dan tahan panas. PETE bersifat hermetik, kedap gas oksigen, gas CO2 dan uap air. Jenis plastik ini dirancanng untuk penggunaan sekali pakai. Tidak disarankan untuk menyimpan air panas. Lapisan film plastik akan rusak dan mencemari air. Senyawa pelapis ini bersifat karsinogenik.

Δ2, kemasan plastik HDPE [High Density Poly Ethylene]

Kemasan plastik ini terbuat dari bahan high-density polyethylene. Tahan terhadap bahan kimia. Banyak digunakan pada  botol kemasan sampo, detergen, oli motor, cairan pemutih dan galon air minum isi ulang. Plastik ini bisa didaur ulang.

Δ 3, kemasan plastik PVC [Poly Vinyl Chloride].

Kemasan plastik ini terbuat dari bahan PVC. Ada 2 jenis PVC bersifat fleksibel dan kaku. PVC fleksibel digunakan untuk pembungkus daging. PVC kaku untuk bahan bangunan. PVC ini  mengandung senyawa toksik, yaitu klorin [Cl2]. Tidak disarankan untuk pengemas ma-min. Plastik jenis ini bisa didaur ulang.

Δ 4, kemasan plastik LDPE [Low Density Poly Ethylene].

Plastik jenis ini fleksibel dan transparan. Biasanya digunakan untuk kantong plastik belanja [tas kresek], tutup minuman, pelapis kemasan kertas susu dan mainan anak. Jenis plastik ini bisa digunakan secara berulang kali. Namun, tidak bisa didaur-ulang.

Δ 5, kemasan plastik PP [Poly Propylene]

Jenis plastik ini tahan terhadap benturan fisik dan suhu tinggi. Sering digunakan untuk kemasan saus, kecap, botol susu dan minuman bayi. Kemasan PP bisa digunakan berulang kali dan bisa didaur ulang.

Δ 6, kemasan plastik PS [Poly Styrene]

Kemasan berbahan PS aman digunakan sebagai bahan baku cangkir, piring, mangkuk, sendok, garpu, kontainer plastik, botol, wadah makanan  dan minuman. Tidak disarankan dipakai berulang kali. Senyawa PS bersifat karsinogen.

Δ 7, kemasan plastik berkode OTHER

Kemasan plastik berlabel OTHER terbuat dari bahan plastik selain kode Δ – 1 sampai Δ – 6. Plastik jenis polikarbonat termasuk dalam kategori ini, mengandung BPA.

JEJAK BPA DALAM MINUMAN KOPI

Kopi adalah salah satu minuman paling populer di dunia. Paling tidak 2,45 milyar cangkir kopi dikonsumsi setiap hari. Seduhan kopi memiliki cita rasa unik dan mengandung senyawa stimulan [penyegar] ringan. Menjadikan tubuh lebih segar. Sayangnya, menurut penelitian terbaru, seduhan kopi rentan terhadap paparan senyawa BPA. Cemaran ini bersumber lewat air penyeduh, wadah sajian seduhan kopi sekali pakai [cangkir dan cup] dan kemasan kopi siap minum [RTD]. Gambar 3 menunjukkan bentuk kemasan air penyeduh dan wadah sajian seduhan kopi.

Gambar 3. Bentuk kemasan AMDK, RTD, gelas plastik/kertas [cup] dan cangkir.

Air Penyeduh Kopi

Penyeduhan adalah proses pelarutan senyawa pembentuk cita rasa dan aroma dalam kopi bubuk dengan pelarut air. Secangkir seduhan kopi mengandung air 98 % dan 2 % komponen kimia terlarut dari kopi bubuk. AMDK merupakan jenis pelarut air populer yang umum digunakan pada produksi minuman kopi. Ada 2 alasan utama pengginaan AMDK, yaitu 1]. AMDK sudah melewati proses sterilisasi dengan ozon yang bersifat tidak berwarna, berbau dan bebas mikroba berbahaya. 2]. Penyeduhan minuman kopi ditetapkan pada suhu 90 – 95 oC untuk menghasilkan cita rasa minuman kopi yang ideal. Kemasan galon AMDK [20 liter] paling banyak dipilih untuk mendukung operasional kafe. Penyimpanan galon dibatasi tidak terlalu lama. Setelah 1 minggu penyimpanan, kadar BPA dalam air galon bertambah hingga 2,6 ppm tergantung pada suhu ruang penyimpanan.

Wadah Seduhan Kopi

Seduhan kopi disajikan dalam cangkir keramik atau stainlis. Kelebihan kedua wadah ini adalah tahan panas, bersifat inert [tidak bereaksi dengan bahan lain di sekitarnya], tidak mengandung BPA dan bisa digunakan secara berulang. Kini muncul sajian “take-away” dengan gaya minum berpindah-pindah. Wadah seduhan kopi bergeser dari cangkir ke gelas plastik atau kertas [cup] bertutup sekali pakai [disposable]. Keduanya bebas BPA. Gelas plastik biasanya terbuat dari plastik jenis polipropilen [Δ – 4] atau polietilen tereftalat [Δ – 1]. Bersifat transparan, fleksibe dan lentur saat kena seduhan kopi panas. Gelas plastik cocok untuk wadah seduhan kopi dingin [plus es batu]. Gelas kertas lebih tahan terhadap seduhan kopi panas. Gelas kertas dicetak dari bubur kayu [pulp] atau bubur bambu. Untuk menghindari kebocoran, dinding gelas kertas bagian dalam dilapisi film hidrofobik plastik polietilen [Δ – 5].

Kemasan Kaleng RTD

Tidak perlu lagi mengantre untuk menikmati seduhan kopi. RTD kopi bisa dibeli secara instan di anjungan mesin penjual kopi [vending machine]. Pada umumnya, kemasan RTD coffee dibuat dari bahan plastik PET [Δ – 1], yang tidak mengandung BPA. Tampilannya terlihat mengkilap dan tahan benturan. Kemasan botol dilengkapi penutup dari bahan PET juga. Botol bisa dibuka-tutup secara berulang sampai isinya habis. Kemasan RTD botol lebih nyaman digunakan selama perjalanan. Untuk menambah kesan mewah, kemasan RTD kopi dari kaleng aluminum tipis [can]. Dinding dalam kemasan kaleng dilapisi film epoksi [Δ – 7]. Lapisan film berperan untuk melindungi permukaan kaleng dari pengaruh negatif bahan kimia yang tersimpan di dalamnya. Senyawa kafein, mineral dan senyawa asam dalam seduhan bisa merusak lapisan pelindung. Berpotensi mencemari seduhan kopi.

PENUTUP

Cemaran BPA dalam seduhan kopi sudah menjadi isu global. Paparan BPA pada bisa menganggu fungsi kelenjar endokrin dan kemudian berimbas pada disfungsi ginjal, jantung dan syaraf. Sumber cemaran BPA pada seduhan kopi berasal dari 2 sumber. Pertama, dari air penyeduh AMDK terkontaminasi BPA. Kedua, kemasan RTD jenis kaleng aluminium [can] berrlapis epoksi yang terbuat dari BPA. BPOM membatasi cemaran BPA dalam minuman kopi tidak lebih dari 0,60 ppm. Untuk mencegah kontaminasi senyawa kimia berbahaya, konsumen sebaiknya mengecek kode kemasan minuman kopi sebelum membeli.

 

DISCLAIMER:

Isi artikel ini sepenuhnya tanggung jawab penulis. Sekiranya terdapat teks dan gambar dalam artikel ini tanpa penyedutan sumber dari media lain, penulis tidak bermaksud  melanggar hak cipta dan bersedia untuk menghapus kutipan tersebut dari artikel ini.

 DAFTAR RUJUKAN

Hananeh., W. M., et-al [2021]. Exposure assessment of bisphenol A by drinking coffee from plastic cups. Rocz Panstw Zakl Hig. 72(1):49-53.  doi: 10.32394/rpzh.2021. 0146.

https://www.cctcid.com/2019/08/26/senyawa-akrilamid-dalam-seduhan-kopi

https://www.pom.go.id/siaran-pers/sarasehan-upaya-perlindungan-kesehatan-masyarakat-melalui-regulasi-pelabelan-bisfenol-a-bpa-pada-air-minum-dalam-kemasan-amdk.

PENYEDUHAN KOPI “MILENIAL”

https://www.ats-tanner.com/en/news-and-applications/what-do-the-symbols-on-plastic-packaging-mean-2408.

https://www.alodokter.com/cermati-kode-segitiga-di dinding kemasan-plastik.

 

Jeong-Hun Kang & Fusao Kondo [2002]. Bisphenol A migration from cans containing coffee and caffeine. Food Additives and Contaminants 19[9]:886-90.

=====O=====

Leave a Reply

Your email address will not be published.

× WhatsApp