Blog

Get informed about our latest news and events

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASIONAL KAFE Serial Manajemen Kafe [Bagian II]

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASIONAL KAFE

Serial Manajemen Kafe [Bagian II]

Sri Mulato [cctcid.com]

PENDAHULUAN

Kafe adalah unit bisnis bergerak di bidang produksi dan penyajian seduhan kopi dalam ruangan beratmosfer dan bernuansa nyaman. Saat roda bisnis kafe sudah berputar, dua lapis manajemen akan bekerja untuk menjamin gerakan roda sesuai rencana secara efektif, efisien dan berkelanjutan. Lapis internal adalah sistem manajemen produksi. Bertanggung jawab pada proses konversi biji kopi menjadi seduhan bernilai jual dan berdayang saing. Indikator kinerja lapis ini adalah konsistensi cita rasa seduhan kopi sesusai favorit konsumen. Jika ini tidak terpenuhi, mekanisme kontrol akan aktif. Memberikan signal umpan balik bahwa mutu seduhan tidak sedang baik-baik saja. Butuh koreksi dan perbaikan segera.

Lapis eksternal adalah sistem manajemen operasi. Bertanggung jawab untuk mengendalikan seluruh proses bisnis kafe dari produksi, penyajian, pelayanan dan distribusi produk dalam ruangan kafe maupun pesanan konsumen berbasis COD [Cash-On-Delivery]. Indikator kinerja lapis kedua adalah kepuasan dan loyalitas konsumen. Jika ini tidak tercapai, mekanisme kontrol akan aktif. Signal umpan balik mengisyaratkan bahwa pelayanan dan distribusi mengalami gangguan. Diperlukan koreksi dan penyempurnaan. Manajemen lapis kedua juga berfungsi mendeteksi, mengantisipasi dan mengelola perubahan lingkungan bisnis terhadap kinerja operasional kafe. Beberapa di antaranya adalah peubahan regulasi, harga kopi, harga energi, legalitas usaha dan sertifikasi [Gambar 1].

Gambar 1. Garis putus-2 hitam [man produksi] dan garis putus-2 merah [operasi].

MANAJEMEN PRODUKSI

Bertanggung jawab mendaya-gunakan sumber daya [input] menjadi produk [output]. Perencanaan kapasitas produksi kafe [cangkir/hari] digunakan sebagai acuan. Kapasitas produksi bersifat dinamis sesuai aktivitas masyarakat. Kapasitas membesar saat akhir pekan dan hari libur. Menurun pada pertengahan minggu. Alokasi sumber daya harian harus proporsional dengan perubahan kapasitas produksi. Mekanisme ini akan menjamin kelancaran produksi dan penghematan biaya. Indikator kinerja manajemen ini adalah efektifitas [kapasitas produksi riil harian mendekati perencanaan] dan efisien [keluaran biaya produksi lebih kecil dari perolehan pendapatan]. Integrasi pengelolaan “input” produksi [SDM, bahan baku, peralatan, modal dan metode] dianggap memegang peran penting dalam pencapaian kinerja bisnis kafe.

Kualifikasi SDM

Proses produksi dan penyajian seduhan kopi memerlukan SDM profesional. Mereka harus memiliki “hard and soft skill”. “Hard skill” adalah kompetensi inti. Berupa pengetahuan terkait proses produksi seduhan kopi. Berawal dari panen buah kopi di kebun sampai penyeduhan kopi siap saji [from farm to cup]. Produk “hard skill” adalah konsistensi mutu seduhan kopi sesuai selera konsumen. Indikatornya adalah kepuasan konsumen. Sedangkan, “soft skill” terkait dengan karakter karyawan. Tercermin pada tingkah laku keseharian, kejujuran, kesopanan dan keramahan. Budaya kerja produktif, integritas, disiplin dan mampu bekerja secara tim termasuk dalam “soft skill”. Kombinasi kedua skill tersebut akan memudahkan karyawan untuk beradaptasi satu dengan yang lain dalam satu tim organisasi kafe.

Organisasi adalah suatu hierarki kerja yang mengatur alur tugas pokok, fungsi, tanggung jawab dan wewenang masing-masing karyawan. “Output” organisasi adalah efektifitas dan efisiensi produksi seduhan. Struktur organisasi kafe bersifat spesifik tergantung pada skala bisnis, visi dan misi perusahaan. Deskripsi umum struktur organisasi kafe tertera pada Gambar 2 berikut,

 

Gambar 2. Struktur organisasi bisnis kafe.

Tugas dan Fungsi SDM

  • Founder selaku pemilik [owner] kafe bertanggung jawab atas keputusan strategis menyangkut investasi, pengembangan usaha dan pemantauan kesehatan operasional kafe.
  • Manager bertanggung jawab atas perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian produksi harian Manager membawahi dan mengawasi personil bagian keuangan, produksi dan administrasi.
  • Kepala bagian produksi mengarahkan tim barista untuk menghasilkan seduhan kopi berkualitas secara konsisten. Juga mengawasi personil gudang untuk menjamin ketersediaan bahan baku [biji kopi, pemanis, air penyeduh, susu dll] secara proporsional.
  • Barista melakukan penyeduhan, memberikan supervisi dan mengawasi tim penyeduhan. Memastikan mutu seduhan kopi konsisten dan sesuai permintaan konsumen.
  • Kasir berperan mencatat pesanan konsumen berdasar buku menu. Kasir dibantu tenaga mengantar seduhan kopi ke meja konsumen dengan penuh hormat dan ramah.
  • Bagian keuangan membawahi kasir dan akuntan. Kasir bertugas mengelola transaksi dengan konsumen atas dasar pesanan. Akuntan menyusun laporan keuangan harian [pemasukan dan pengeluaran uang]. Laporan ini bisa dijadikan indikator kinerja usaha kafe.
  • Bagian administrasi mengendalikan seksi umum dan pemasaran. Seksi umum bertugas mengelola dapur, kebersihan peralatan, furnitur, ruangan dan kebersihan. Sedangkan, pemasaran bertanggung jawab pada kegiatan promosi “on dan off line” untuk menarik lebih banyak pelanggan.
  1. Inventori Bahan Baku

Fungsi inventori adalah memastikan kecukupan ketersediaan bahan baku dalam periode tertentu untuk menjamin produksi tidak terganggu. Bahan baku utama seduhan kopi adalah biji kopi, air penyeduh, susu dan pemanis].

Biji Kopi

Biji kopi merupakan bahan baku utama seduhan kopi. Sebelum diseduh, biji kopi disangrai dan digiling terlebih dahulu hingga jadi bubuk. Rendemen konversi biji kopi menjadi bubuk rata-rata 75 %. Setiap 10 kg biji kopi menghasilkan 7,5 kg kopi bubuk. Kafe berkapasitas penyajian 100 cangkir espresso/hari membutuhkan 1,6 kg biji kopi/hari setara dengan 48 kg/bulan. Inventori biji kopi diperhitungkan selama periode 6 bulan sebesar 288 kg. Dibeli saat musim panen kopi antara bulan Juni hingga Desember. Kadar air biji dipastikan telah mencapai 12 %. Biji kopi dikemas dalam kantong hermetik. Memungkinkan biji kopi aman disimpan sampai 6 bulan sambil menunggu musim panen tahun berikutnya. Personil bagian gudang harus memiliki ketrampilan untuk uji mutu fisik dan uji cita rasa biji kopi atas dasar varietas, asal-usul dan cara olahnya [Gambar 3].

Gambar 3. Beberapa jenis kopi sebagai bahan baku seduhan kopi.

Biji kopi arabika olah-basah berwarna kehijauan dan memiliki rasa asam, beraroma bunga dan buah. Kopi robusta umumnya diolah secara natural. Berwarna kuning-kecoklatan dan cenderung mempunyai rasa pahit. Kopi liberika diproses secara natural. Mempunyai rasa manis dan aroma khas buah nangka. Kafe berbasis seduhan espresso condong memilih kopi arabika spesialti hasil olah-basah dari beberapa origin, seperti Gayo, Mandhailing dan Wamena. Kopi robusta proses natural populer untuk seduhan manual [non-espresso]. Pasokan biji robusta sangat terjamin. Hampir 70 % produksi kopi domestik adalah kopi robusta. Kopi liberika belum banyak dimanfaatkan oleh kafe. Terkendala oleh pasokan yang masih terbatas. Selain cita rasa, biji kopi harus memenuhi syarat mutu fisik, kimiawi, bebas cemaran biologis dan logam berat, seperti tertuang pada SNI biji kopi nmr: 01-2907-2008.

Air Penyeduh

Setiap 200 ml cangkir seduhan manual memerlukan 10 – 12 gr kopi bubuk. Kelarutan maksimum kopi bubuk dalam air penyeduh bersuhu 100 oC adalah 30 %. Sisanya sebanyak 70 % terpisah sebagai ampas. Cita-rasa kopi ideal diperoleh pada kelarutan kopi bubuk lebih-kurang 20 %. Menghhasilkan komposisi seduhan per cangkir adala 98 % air dan 2 % kopi terlarut. Setiap cangkir seduhan kopi [200 ml] mengandung 196 ml air. Sebuah kafe berkapasitas penyajian 100 cangkir/hari membutuhkan air penyeduh sebanyak 20 liter atau setara 1 galon kemasan AMDK [Air Minum Dalam Kemasan]. Dalam sebulan diperlukan inventori air penyeduh sebanyal 30 buah galon AMDK @ 20 liter. AMDK dianggap paling cocok untuk penyeduhan kopi. AMDK bersumber dari air artesis. Setelah melewati serangkaian proses filtrasi, air artesis disterilisasi dengan ozone [O3]. Senyawa ini tidak berwarna dan tidak berbau. Menjadikan AMDK bisa langsung diminum tanpa harus dididihkan. Suhu penyeduhan kopi kekinian diatur pada kisaran 90 sampai 95 oC. Menghasilkan atribut cita rasa seduhan lembut dan berimbang.

Susu Cair

Kopi hitam adalah versi paling sederhana dari seduhan kopi. Hanya kombinasi air penyeduh dan kopi bubuk. Saat ini, teknik penyeduhan telah berkembang lebih variatif. Seduhan kopi kekinian melibatkan susu cair sebagai bahan tambahan. Interaksi kopi, susu dan air merubah cita rasa dan tekstur seduhan kopi. Warna seduhan kopi tidak lagi hitam. Kopi-susu berwarna kecoklatan dan bertekstur agak kental. Susu cair mengandung berasa manis berasal dari jenis gula laktosa dan bersiat netral [nilai pH ≈ 7]. Cita rasa seduhan kopi menjadi lebih enak dan lembut. Rasa pahit dan asam cenderung menurun. Muncul rasa gurih yang berasal dari lemak. Peran susu makin kentara pada seduhan kopi-latte. Susu tinggi lemak lebih disukai untuk membuat kopi-latte. Susu jenis ini mampu menghasilkan busa mikro lebih banyak. Menjadikan sensasi lembut. Takaran umum kopi latte adalah setiap 1 cangkir seduhan espresso membutuhkan 90 ml susu. Jika pesanan kopi latte 30 cangkir/hari, kebutuhan susu adalah 2,70 liter/hari atau setara 81 liter/bulan. Susu tinggi lemak dijajakan dalam kemasan bok kertas berisi 1 liter. Inventori susu dalam kemasan bisa dilakukan dalam jangka pendek [harian atau mingguan] terutama untuk kafe yang berlokasi di kota. Tidak disarankan menyimpan susu dalam waktu lama. Susu mudah mengalami degradasi.

Suhu penyimpanan sangat berpengaruh terhadap kualitas susu. Pada suhu ruangan, susu segar hanya mampu bertahan selama 5 – 8 jam setelah pemerahan. Menurut Badan BPOM, keawetan susu dalam kemasan bisa bertahan lebih lama setelah melewati proses pasteurisasi, ultra high temperature [UHT] dan sterilisasi. Pada suhu simpan 20 oC, susu pasteurisasi dalam kemasan bisa bertahan sampai 2 minggu. Susu UHT dan sterilisasi bisa tetap awet hingga 10 bulan pada suhu ruangan. Setelah kemasan dibuka, susu pasteurisasi harus segera dihabiskan hari itu juga. Susu UHT dan sterilisasi dalam kemasan terbuka hanya bisa bertahan 3 – 4 hari dalam lemari pendingin.

Pemanis

Tren penggunaan pemanis dalam seduhan kopi semakin variatif. Takaran pemanis untuk seduhan kopi bersifat personal. Alasan medis menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih jenis pemanis. Gula pasir berasal dari tanaman tebu. Secara kimiawi termasuk jenis gula sukrosa. Proporsi glukosa dan fruktosa seimbang [50 : 50]. Dosis secangkir seduhan kopi hitam [200 ml] lebih-kurang 1 sendok teh [4 gr] gula pasir. Generasi milenial mulai mengurangi proporsi gula pasir dalam seduhan kopi. Gula sukrosa dianggap biang kenaikan gula darah. Penyebab penyakit diabetis-2. Banyak kafe mulai menurunkan jumlah inventori gula sukrosa. Gula jenis ini hampir pasti dijual di setiap toko ritel. Bahkan bisa dibeli di toko kelontong pinggiran kota. Banyak merk gula pasir. Pastikan menyimpan gula pasir dengan merk sejenis untuk menjaga konsistensi cita rasa seduhan.

Gula semut adalah sebutan untuk pemanis non-gula pasir. Nira berasal bunga pohon palma [pohon aren atau pohon kelapa tinggi]. Terdapat 2 bentuk gula palma, yaitu sirup dan kristal padat. Keduanya dibuat melalui proses evaporasi nira. Air menguap dari nira. Kadar air menurun. Larutan nira menjadi agak kental menyerupai sirup. Berwarna jernih kekuningan. Sirup memiliki kadar gula terlarut yang tinggi. Evaporasi lanjut dari sirup akan diperoleh kristal gula padat. Setelah digiling dan disaring, partikel gula menjadi lembut, sering disebut gula semut. Konsumen menyukai gula palma, baik berbentuk padat maupun cair. Keduanya memiliki rasa gurih dan beraroma mirip karamel. Konsumen seduhan kopi menganggap gula palma lebih sehat dibandingkan gula tebu. Gula palma memiliki IG [Indeks Glikemik] sekitar 35, dibandingkan nilai IG gula pasir yanga mencapai 68. Nilai IG adalah indikator kecepatan kelarutan glukosa dalam darah. Makin tinggi nilai IG, makin cepat glukosa larut dalam darah. Kadar glukosa darah naik spotan. Menyebabkan stabilitas kadar gula darah dalam tubuh menjadi terganggu.

Metode

Jenis alat penyeduh kopi makin variatif, atraktif dan modern. Secara umum, terdapat 3 teknik penyeduhan atas dasar mekanisme pelarutan bubuk kopi ke dalam air penyeduh [Gambar 4].

Gambar 4. Mekanisme pelarutan kopi bubuk ke dalam air penyeduh.

Setiap jenis alat seduh memiliki standar operasional prosedur [SOP] yang spesifik. Sebagai panduan pengoperasian alat secara benar untuk menjaga konsistensi mutu seduhan. SOP memuat jenis alat penyeduh, waktu sedu, takaran air penyeduh dan kehalusan partikel kopi bubuk [Tabel 1].

Tabel 1. SOP penyeduhan kopi atas dasar jenis alat penyeduh.           

Peralatan

Peralatan dan alat pendukung operasional kafe mencakup berbagai fungsi. Alat utama adalah untuk penyeduhan kopi. Terdapat 2 jenis, yaitu penyeduh mekanik espresso dan penyeduh manual. Selain itu, dibutuhkan peralatan pendukung untuk mempercepat proses penyeduhan. Tabel 2 menyajikan rincian alat penyeduh, peralatan pendukung dan bahan habis pakai.

Tabel 2. Inventori alat penyeduh, alat penunjang dan logistik bahan habis pakai.

Modal

Modal dibutuhkan untuk investasi dan untuk membiayai operasional kafe [modal kerja]. Investasi diperlukan untuk pengadaan tanah, bangunan, furnitur, interior peralatan penyeduh. Modal ini bersifat tetap dan dibutuhkan saat kafe akan dibuka. Nilainya bervariasi tergantung pada skala bisnis, lokasi, ukuran luasan kafe dan tingkat luksuri furniturnya. Modal ini bisa diperoleh dari pemilik kafe [founder dan owner], pinjaman Bank, patungan dengan partner bisnis dan investor. Jika terkendala dengan modal, pemilik bisa sewa dan rehab bangunan yang lokasinya strategis. Konsep sewa ini lebi pramatis. Bisnis kafe bisa langsung operasional dan manfaatnya segera bisa dirasakan. Lokasi sewa bangunan harus dipilih atas dasar akses jalan, infastruktur dan potensi pertumbuhan ekonomi di sekelilingnya.

Modal kerja diperlukan saat kafe akan dioperasikan. Modal ini terbagi menjadi dua, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap harus dikeluarkan setiap bulan meskipun tidak ada produksi. Biaya tetap meliputi sewa bangunan, PBB, depresiasi alat dan bunga hutang [kalau ada]. Sedangkan, nilai biaya variabel berubah tergantung jumlah produksi seduhan kopi harian. Biaya ini dikeluarkan untuk pembayaran pajak penghasilan, gaji karyawan, biaya listrik, air, perawatan peralatan dan pembelian bahan-bahan habis pakai. Estimasi besaran modal kerja adalah 40 % dari investasi.

INTERIOR RUANGAN

Desain interior merupakan bagian penting dalam bisnis kafe. Menjadikan kafe seperti rumah “ketiga” bagi konsumen. Tempat relaksasi setelah suasana tertekan [under pressure] di kantor [rumah kedua] dan suasana monoton di rumah pertama [tempat tinggal]. Dipastikan bahwa tata letak interior ruangan kafe mengesankan suasana nyaman dan rilek. Dilengkapi pendingin, furnitur dan penerangan yang memadai [Gambar 5].

Gambar 5. Tata letak dan kelengkapan ruang kafe [in-door dan out-door].

Berbekal laptop, konsumen bisa memanfaatkan ruang kafe sebagai tempat kerja lembur. Meneruskan kerja kantoran. Keberadaan “wifi” yang menjangkau ke seluruh ruangan dan “stop-kontak” di setiap meja merupakan hal esensial. Alunan musik dengan suara lembut memaksa konsumen tinggal lebih lama di ruang kafe. Beberapa kafe [misalnya Starbuck] memadukan rak ritel menyatu dalam ruangan kafe dekat kasir. Rak memajang berbagai produk ritel berlogo khas kafe seperti mug, kaos, gantungan kunci, tumbler dan barang ritel lainnya. Ruang luar [out-door] berfurniture kayu dikhususkan bagi konsumen perokok. Tersedia juga toilet di luar ruangan. Di sisi luar lainnya terdapat area parkir mobil dan motor. Memudahkan konsumen menuju ruang kafe lewat pintu masuk yang terpisah dengan pintu keluar. Mencegah antrean berjubel antar konsumen.

Menyatu dengan ruang kafe terdapat meja bar penyeduhan kopi. Meja bar sekaligus berfungsi sebagai panggung atraksi berbagai alat dan proses penyeduhan. Konsumen bisa berinteraksi dengan barista menyangkut berbagai hal tentang ilmu kopi dari kebun hingga secangkir seduhan [from farm to cup]. Menambah daya pikat bagi konsumen.

 MANAJEMEN OPERASIONAL

Manajemen operasi dan produksi memiliki lingkup kerja yang berlainan. Namun, mempunyai visi dan misi usaha yang sama. Keduanya saling melengkapi, bekerja sama dan bersinergi. Menyelaraskan perencanaan strategis dan aktivitas operasional secara efektif dan efisien. Tujuannya adalah memaksimalkan kepuasan pelanggan dengan biaya yang rasional [output > input]. Personil manajemen operasi adalah pemilik [owner] dan manajer kafe [Gambar 1]. Secara umum, perbedaan fungsi keduanya disajikan pada Tabel 3 berikut,

Tabel 3. Perbedaan fungsi manajemen produksi dan operasional.

LINGKUNGAN BISNIS KAFE

Lingkungan bisnis [business environment] merupakan kondisi eksternal yang berpengaruh pada operasional kafe. Berpotensi mengurangi pendapatan. Pemangku manajemen operasional bertanggung jawab untuk mencari solusi inovatif yang langsung bisa dieksekusi oleh manajer produksi. Beberapa contoh perubahan lingkungan bisnis yang sekarang ini sedang terjadi adalah,

  • Harga Biji Kopi

Fenomena pemanasan global telah menyebabkan perubahan iklim. Pola dan frekuensi hujan sulit diramal. Berdampak negatif pada produksi kopi. Secara nasional, produksi kopi tahun lalu turun antara 30 – 40 %. Menyebabkan pasokan biji kopi berkurang. Memicu kenaikan harga biji kopi. Biaya bahan baku biji kopi berkisar antara 30 – 60 % dari total modal kerja. Harga jual seduhan kopi per cangkir merangkak naik. Sementara, daya beli masyarakat stagnan atau bahkan menurun. Konsumen memangkas anggaran kunjungan ke kafe. Berefek pada pada berkurangnya pendapatan kafe. Pemilik kafe tidak terpancing menaikkan harga jual seduhan kopi. Dianggap kurang kompetitif. Bertahan pada harga jual yang ada. Mengambil resiko mempersempit profit margin. Sambil berupaya untuk memperbaiki manajemen stok [inventori]. Personil pembelian [purchasing] berkomunikasi lebih aktif dengan kelompok tani pemasok. Memastikan stabilitas pasokan biji kopi tidak terganggu pada musim panen tahun berikutnya.

Harga Energi

Sebagian besar kafe masih mengandalkan pasokan biji kopi sangrai dari industri “roastery”. LPG [Liquefied Petroleum Gas] merupakan sumber energi utama “roastery”. Indurtri ini mengolah biji kopi mentah [green coffee beans] menjadi biji kopi sangrai [roasted coffee beans]. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan menaikkan harga LPG [12 kg] yang semula Rp 160 menjadi Rp 200 ribu. Berdampak pada peningkatan harga biji kopi sangrai. Biaya energi pada proses penyangraian kurang lebih 10 %. Biaya ini nantinya dibebankan pada harga jual biji sangrai. Pada gilirannya, pelaku industri kafe akan merasakan dampaknya. Pengeluaran makin membengkak dan tidak diimbangi pemasukan yang memadai. Belum ada solusi untuk mengatasi hal seperti ini, kecuali melakukan efisiensi produksi.

LEGALITAS KAFE

Legalitas operasional kafe dinyatakan dalam beberapa dokumen izin usaha dan persyaratan lain yang meliputi: Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP), Surat Izin Gangguan (HO), Sertifikat Laik Sehat (SLS) dan izin lokasi. Pemilik dapat mengurus sendiri izin usaha kafe melalui portal sistem Online Single Submission (OSS) https://www.oss.go.id/. Pemilik dapat juga berkonsultasi lebih dahulu dengan Dinas Pariwisata setempat.

PENUTUP

Kafe saat ini menjadi ruang publik berbayar. Berorientasi profit. Publik adalah konsumen. Owner bersama manajer produksi dan operasional bertanggung jawab mengoptimalkan sumber daya kafe. Menarik sebanyak mungkin konsumen datang ke kafe. Konsistensi cita rasa seduhan, suasana interior kafe, pelayanan dan harga yang masuk akal [make sense] menjadi pancingan untuk mengail konsumen. Indikatornya dalah kepuasan dan loyalitas konsumen. Berdampak positif pada pemasukan pendapatan.

SUMBER BACAAN

Cheng-I Hou [2013]. Study On Decision-Making For Café Management Alternatives. International Journal of Computer Science & Information Technology (IJCSIT) Vol 5, No 6, December 2013.

Gökhan., T. N., Ahmet Demir & Taylan Budur [].Impact of operations management strategies on customer satisfaction and behavioral intentions at café-restaurants. International Journal of Productivity and Performance Management. March 2019

https://www.corpnet.net.id/blog/bisnis/biaya-usaha-cafe-kopi

https://www.cctcid.com/good-manufacturing-practices-gmp-gula-semut-

https://www. indonesia.go.id/kategori/perdagangan/1006/mengurus-perizinan-kafe.

https://www.oss.go.id/

 https://ottencoffee.co.id/majalah/rincian-modal-usaha-coffee-shop.

Purnomo., M [2020]. Coffee Shop Management Response and Consumer Loyalty of Indonesian Single-Origin Coffee Shops Social Representation Theory Approach. The International Journal of Interdisciplinary Social and Community Studies 16(1):71-88

Triebs, T.P &  S.C Kumbhakar [2018]. Management Practice in Production. Ifo Working Paper No. 129 Munich.

Yunus, A & Susilaningsih [2018]. Panduan Pendirian Usaha Kedai Kopi. Badan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan Universitas Sebelas Maret. ISBN 978-602-51050-1-2.

=====O=====

Leave a Reply

Your email address will not be published.

× WhatsApp